
JimmyCarvallo.com– Perserikatan Maria Ratu Segala Hati (PMRSH), sebuah kelompok kerasulan rohani yang berada di bawah bimbingan Kongregasi Serikat Maria Montfortan antusias dan gembira menyambut Tahun Misi Kontinental Asia-Oseania 2022. Kerasulan yang beranggotakan awam Katolik ini, terlihat ikut memenuhi Kapela Novisiat SMM, 25 dan 26 Januari 2022 saat acara peluncuran Tahun Misi Kontinental Asia-Oseania 2022.
Tahun Misi Kontinental ini dicanangkan oleh Superior Jenderal SMM yang berkedudukan di Roma, sebagai bentuk syukur atas karya misi Serikat Maria Monfortan di dua benua yaitu Asia dan Oseania, dirayakan bersamaan di empat entitas, masing-masing di India, Indonesia, Papua New Guinea dan Filipina.
Perjumpaan penuh suasana persaudaraan di Novisiat SMM di Carep, Ruteng, Keuskupan Ruteng selama dua hari berturut-turut melibatkan seluruh keluarga besar Montfortan, baik para imam SMM, novis dan postulan, suster-suter Daughter of Wisdom (Puteri-Puteri Kebijaksanaan), anggota Perserikatan Maria Ratu Segala Hati (PMRSH) dan Montfort Youth.

Di bawah tema besar “Bangkitlah dan Menjadi Teranglah, Montfort di Asia dan Oseania” diharapkan para Montfortan dapat memperteguh aneka komitmen misioner dengan memiliki identitas monfortan yang jelas, seperti evangelisasi, hubungan penting dengan Bunda Maria melalui praktik pembaktian diri kepada Yesus melalui Maria) juga peran awam dalam kaitan dengan kepemimpinan.
Acara bersejarah ini dihadiri langsung oleh Asisten Jenderal Serikat Maria Montfortan, P. Arnoldus Suhardi, SMM dan Propinsial SMM Indonesia, P. Antonius Tensi, SMM.
Setidaknya, terlihat ada 17 imam Serikat Maria Montfortan yang berkarya di wilayah Pulau Flores menghadiri langsung kegiatan ini, yakni P. Marselinus Lobi, SMM, P. Egidius Sumarno, SMM, P. Yohanes Kurniawan Jawa, SMM, P. Fransiskus Borgias, SMM, P. Kristianus Jumi Ngampu, SMM, P. Lodovikus Ndona, SMM, P. Lukas Dirman, SMM, P. Herman Yosef Nuwa Nupa, SMM, P. Kasimirus Jumat, SMM, P. Nikodemus Hermiawan, SMM, P. Kosmas Ambo Patan, SMM, P. Robertus Ludok Kelore, SMM.
Selain itu, 3 misionaris juga terlihat diantara para imam, P. Alo Banggur, SMM, Superior Delegasi SMM Papua New Guinea, dan P. Mateus Juang, SMM serta P. Timoteus Jefriandi Daman, SMM, Misionaris SMM di Nikaragua.
Baca Juga : Simprosa Rianasari Gandut : Etika Politik Tetap Saya Jaga
Baca Juga : Komunitas Kerahiman Ilahi Paroki Kumba, Dari Doa Menuju Pelayanan
Baca Juga : Agus Wisang, Kisah Seorang Pendidik, Pelukis dan Pencinta Maria
Pada hari pertama kegiatan, Selasa, 25 Januari 2022 para peserta mengikuti sosialisasi Tahun Misi Kontinental Asia dan Oseania yang dipresentasikan secara daring oleh P. Rafael Lepen, SMM yang pernah menempuh studi Misiologi di Roma dan kini bertugas sebagai pimpinan rumah misi Deo Soli di Puttusibau, Kalimantan.
Dalam pemaparannya berjudul “Misi Gereja Katolik Sebelum dan Sesudah Konsili Vatikan II” P. Rafael mendeskripsikan tentang gambaran umum konsep Misi. “Karena itu, tanggung jawab misi, merupakan tugas dan tanggung jawab bersama semua unsur dalam Gereja, Paus, Uskup, imam, diakon,biarawan-biarawati dan kaum awam,”tuturnya.

Dalam catatan terkini, Perutusan Kongregasi SMM di Indonesia, para misionaris Montfortan hadir di negara ini sejak tahun 1939. Menggembirakan, Provinsi ini telah memiliki 71 imam, 1 bruder kaul kekal, 2 skolastik berkaul kekal, 65 skolastik berkaul sementara, 14 novis, 16 postulan dan sebanyak 355 anggota Perserikatan Maria Ratu Segala Hati. Di Keuskupan Ruteng, Wilayah Flores, PMRSH telah menyebar luas dan telah banyak awam Katolik yang bergabung dalam pembinaan Totus Tuus dan Pembaktian Diri kepada Yesus melalui Maria.
Sekretaris PMRSH Wilayah Flores, Wilibrodus Suhardi, disela-sela kegiatan resepsi usai Misa Pembukaan Tahun Misi Kontinental Asia dan Oseania, Rabu, 26 Januari 2022 malam menceritakan, momentum Tahun Misi Kontinental ini menjadi ajang pembaharuan iman dan semangat dalam menjalani peran sebagai seorang awam Montfortan yang bergabung di PMRSH.
“Kegiatan selama dua hari ini sangat berkesan bagi kami, anggota PMRSH. Kami mendapatkan banyak sekali pengetahuan baru tentang misi dan bagaimana mengambil peran sebagai misionaris awam melalui cara hidup dan komitmen terus menerus memperbaharui diri melalui karya dan profesi sehari-hari. Semoga Tahun Misi Kontinental Asia dan Oseania ini menjadi berkat untuk semua orang,” kata Wili, yang berprofesi sebagai guru di salah satu SMA di Kota Ruteng.
Hal senada, diungkapkan Maria Leny Betas, 52 tahun, anggota PMRSH sektor Langgo, Paroki Santu Mikhael Kumba. Ibu dari 4 orang anak yang berprofesi sebagai penata rias dan memiliki salon kecantikan di Kota Ruteng, bergabung di PMRSH sejak 7 tahun lalu. Dia mengatakan dengan bergabung di PMRSH mengikuti pembinaan dan pendalaman iman melalui Totus Tuus dan bina lanjut dirinya mendapatkan banyak peneguhan dan belajar hidup berkomunitas.

“Di PMRSH saya dan teman-teman belajar hidup berkomunitas, belajar hidup dengan semangat penyerahan diri kepada Yesus melalui Bunda Maria. Saya bersyukur bisa mengambil bagian dalam perayaan Tahun Misi Kontinental Asia-Oseania 2022 ini, karena dengan kegiatan ini, sepanjang tahun 2022 ini nanti kami melakukan banyak kegiatan bersama, seperti sosial karitatif, pendalaman iman dan kunjungan ke komunitas beriman lainnya seperti kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan juga,” tutur Leny.
“Intinya, kami mengambil bagian dengan senang hati dan penuh semangat dalam menyukseskan Tahun Misi Kontinental Asia dan Oseania ini. Kita semua, baik sebagai awam juga, dipanggil untuk menjadi misionaris di mana saja kita berada. Melalui cara hidup dan pekerjaan sehari-hari, mulai dari dalam rumah, di tengah lingkungan masyarakat, kita berusaha memberi kesaksian tentang cinta kasih dan membawa terang kepada semua orang,” ucap Justino Rodriques, 49 tahun, anggota PMRSH sektor Gewak di Ruteng.
Perserikatan Maria Ratu Segala Hati (PMRSH) secara organis bersatu dengan Serikat Maria Montfortan (SMM) dan pada 26 April 2001 melalui Kongregasi untuk Hidup Bakti dan Asosiasi Hidup Kerasulan, Tahta Suci mengesahkan statutanya. Saat ini, PMRSH telah menyebar di seluruh dunia dan memiliki 140 pusat. Di Indonesia, selain di Flores (Ruteng dan Labuan Bajo) juga berkembang dengan baik di Malang, Bandung dan Jakarta.
Anggota PMRSH beranggotakan umat Katolik, rohaniwan maupun awam yang bertekad menghayati janji-janji babtisnya dengan bantuan Pembaktian Diri seluruhnya kepada Kristus melalui tangan Maria. Tugas itu dilaksanakan dengan menghayati janji-janji babtis dalam hidup sehari-hari.*