
Jimmycarvallo.com – Di sebuah meja tulis berwarna putih yang menempati ruang tengah bangunan tak berdinding di Taman Baca Komunitas Jari-Jari Kasih, Mikael Ambon, 56 tahun, sibuk merapihkan puluhan buku yang tercecer.
Ketika saya menghampirinya, Selasa, 23 November 2021 siang, ia sedang menginventarisir sejumlah judul buku sambil satu per-satu didata ke dalam katalog Laptop di depannya. Taman Baca Jari-Jari Kasih terletak di Jalan Dr. Soetomo Nomor 17, Kampung Maumere di Ruteng, Pulau Flores.
Mikael yang selama 25 tahun pernah bermukim di Jakarta, merintis Taman Baca Jari-Jari Kasih sejak Bulan Desember 2019. Ia menuturkan, sejak tahun 2014 dirinya sudah mulai memberi perhatian pada gerakan literasi sambil membangun kerja sama dengan beberapa komunitas di Jakarta, antara lain Titi Asa.
Bersama komunitas inilah, Mikael bisa menggandeng Universitas Atma Jaya Jakarta berkolaborasi mengembangkan gerakan literasi di Manggarai Raya, khususnya di Sano Nggoang, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
“Waktu itu, selain dosen juga ada lima belas mahasiswa dari Universitas Atma Jaya Jakarta saya ajak untuk melakukan kegiatan live in di sekolah-sekolah yang ada di sekitar Sano Nggoang Kabupaten Manggarai Barat untuk pendampingan peningkatan mutu guru dan siswa Sekolah Dasar. Mereka dibagi ke enam sekolah.
Selama satu bulan mereka terjun langsung ke sekolah-sekolah yang ada. Inti mereka ke sekolah itu, selain memperhatikan mutu mengajar guru yang berhubungan dengan Kurikulum 2013 juga dari dekat mengamati bagaimana perkembangan literasi di sekolah-sekolah di sana,” kisah Mikael.

Awalnya, Mikael mengajak enam orang anggota Komunitas Titi Asa, sebuah komunitas yang didirikan di Tangerang oleh beberapa orang tua yang peduli pada pendidikan anak di daerah terpencil, mereka bergotong-royong mengumpulkan pakaian seragam layak pakai, alat tulis, tas-tas sekolah, alat-alat minum (botol) lalu disalurkan ke sekolah-sekolah di Sano Nggoang. Di kemudian hari, Komunitas ini mengajak mahasiswa Atma Jaya datang ke Sano Nggoang.
Cikal bakal berdirinya Taman Baca Jari-Jari Kasih bermula ketika Mikael prihatin melihat berbagai perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah di Manggarai masih terbatas koleksi buku-buku yang dimilikinya dan waktu yang sangat terbatas membuat para siswa tidak bisa berlama-lama di Perpustakaan.
“Sekolah bukan tempat literasi yang bagus untuk anak-anak, karena di perpustakaan persediaan koleksi buku masih terbatas pada buku-buku pelajaran yang kadang membuat siswa-siswi jenuh,” ungkapnya.
Mikael mencoba konsep baru, yaitu membawa gerakan literasi keluar dari kompleks sekolah lalu masuk ke tengah “kampung”, di mana waktu senggang anak-anak sekolah lebih banyak dan ia pun mulai menginisiasi itu.
Pada awal pembentukan, Taman Baca Jari-Jari Kasih dibangun dengan biaya sendiri dan dikemudian hari disuport oleh Komunitas Jari-Jari Kasih di Jakarta dan bantuan dan dukungan moril dari Sanpio 79, mereka adalah alumni Seminari Pius XII Kisol angkatan 1979.
Saat ini ada sekitar 1800an buku yang kebanyakan buku anak dan remaja, seperti buku cerita, novel, pengetahuan umum dasar dan berbagai jenis komik. Semuanya tergolong buku-buku ringan.
Mikael pun berencana akan menambah aneka bentuk sarana permainan yang mendidik. “Saya berpikir, membaca sambil bermain itu akan lebih indah dan membuat anak-anak lebih betah,” kata Mikael.

Tiga bulan sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia hingga Ruteng, Taman Baca Jari-Jari Kasih sempat beroperasi normal. Rata-rata dalam sehari ada sekitar 70-80 anak sekolah yang datang mengunjunginya. Saat Covid-19 mulai melanda secara masif, sejak Bulan Maret 2020 sampai September 2021 Taman Baca ini ditutup, praktis tidak ada anak dan remaja yang mengunjunginya.
Oktober, bulan lalu, ketika Taman Baca ini dibuka kembali dengan menerapkan prokes, anak-anak sekolah pun mulai berbondong-bondong berdatangan membaca berbagai buku.
Sejak dibuka hingga sekarang, ada beberapa sekolah di Kota Ruteng yang sudah memanfaatkan Taman Baca Jari-Jari Kasih ini sebagai tempat literasi sekolah, diantaranya SDK Santa Theresia Ruteng V. ”Intinya, Taman Baca Jari-Jari Kasih bukan hanya sekedar tempat anak-anak membaca buku saja, tapi diharapkan dari tempat ini juga akan ada berbagai kegiatan untuk pengembangan bakat dan minat anak-anak,” kata Mikael.
Pada minggu pertama Oktober lalu, Taman Baca ini menyelenggarakan Lomba Kuis Kitab Suci yang dikuti oleh wilayah-wilayah dalam Paroki Kathedral Ruteng. Kegiatan ini berlangsung di Aula Assumpa Katedral bekerja sama dengan Dewan Pastoral Paroki Katedral.
Selain itu, ada pula Latihan Menulis untuk tingkat Sekolah Menengah Atas se-kota Ruteng yang diikuti oleh perwakilah dari 5 SMA yakni SMA Negeri I , SMA Negeri II, SMA St. Fransiskus Xaverius, SMA St. Thomas Aquinas dan SMA St. Klaus Kuwu.

“Kita prihatin karena dengan adanya media sosial, anak dan remaja cenderung menulis sesuatu yang instan, tidak punya metode. Tulisan-tulisan itu sering minim manfaat bagi orang lain. Kami berusaha dengan kegiatan ini, anak-anak dan remaja bisa menulis dengan lebih baik dan ada regenerasi penulis-penulis muda di kemudian hari,”tuturnya.
Ada 3 instruktur menulis yang dihadirkan dan mendapat antusiasme remaja sekolah dalam menggumuli seni menulis. Mikael menjelaskan, dari kegiatan Latihan Menulis ini, terbersit harapan agar mereka memahami metode menulis yang baik, bakat-bakat mereka bisa berkembang baik dengan memahami juga bahwa menulis bisa menjadi pekerjaan yang menjanjikan di masa depan.
Ujung dari program Latihan Menulis ini adalah para peserta dari berbagai SMA itu langsung diberi tugas mengikuti Perlombaan Menulis bertema Wisata Budaya dan Religi yang disesuaikan dengan visi pariwisata yang digaungkan oleh Bupati Manggarai.
“Kami tentu berharap dan optimis dari hasil-hasil karya mereka yang akan dikumpulkan nanti ada yang bisa menjadi input untuk Pemda dalam kerangka arah visi Pariwisata Budaya dan Religi,” kata Mikael.

Dua puluh empat peserta yang telah mengikuti Latihan Menulis ini akan mengumpulkan tulisan mereka pada tanggal 24 November 2021 dan selanjutnya akan diseleksi oleh dewan juri untuk diumumkan siapa yang akan menjadi penulis dengan karya terbaik dan mendapatkan hadiah yang telah disiapkan oleh Taman Baca Jari-Jari Kasih.
Pada 4 Desember 2021 nanti, Taman Baca Jari-Jari Kasih akan melangsungkan perayaan syukuran Ulang Tahunnya yang ke-2. Pada momen bersejarah penuh syukur itu akan diumumkan pemenang Lomba Menulis Cerita tersebut dan berbagai kegiatan lain, seperti Perayaan Ekaristi dan launching website Taman Baca.
“Harapannya ke depan semakin banyak anak-remaja dari sekolah-sekolah yang berkunjung dan memanfaatkan Taman Baca Jari-Jari Kasih ini untuk berliterasi. Walaupun dalam situasi pandemi Covid yang belum selesai, kami berharap sekolah mendukung para siswanya untuk datang ke sini dan membaca, juga mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang akan kami buat di Taman Baca ini.
Tahun depan kami berencana selenggarakan secara besar-besaran, sekitar seribu anak dalam Lomba Menggambar dan Mewarnai untuk siswa Sekolah Dasar di Kota Ruteng,” ucap Mikael. (Jimmy Carvallo)