Oase

Stunting Menghantui Masa Depan Generasi Penerus Bangsa

Oleh : Maria Mersiani Nandi
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana Kupang.

Masa balita merupakan periode emas dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Nutrisi, kesehatan, genetik dan lingkungan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan kita.
Kurangnya nutrisi berdampak pada konsekuensi yang ireversibel, yaitu dimana balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan terhambat (stunting).

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak, dimana berat dan tinggi badannya tidak sesuai dengan usianya, atau dibawah standar normal.
Hal ini dikarenakan anak-anak yang stunting bukan hanya mengalami gagal tumbuh dan hambatan perkembangan otaknya (kognitif) yang tidak maksimal sehingga kondisi mental dan kemampuan berpikir anak menjadi lemah, tetapi berpengaruh ke ekonomi mereka saat dewasa.

Secara makro ekonomi, kasus stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, memperparah kemisikinan, dan memperbesar ketimpangan pendapatan di masa yang akan datang.

Selain itu, stunting juga dipengaruhi oleh Ibu yang tidak memperhatikan pola makan dan nutrisi selama mengandung. Berdasarkan hasil SSGI tahun 2021 angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27.7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021.

Target dari RPJMN tahun 2024 sebesar 14%. Bahkan seandainya pun sudah tercapai 14% bukan berarti Indonesia sudah bebas stunting tetapi target selanjutnya adalah menurunkan angka stunting sampai kategori rendah atau dibawah 2,5 persen.

Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi balita stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati posisi puncak yakni sebesar 42,6 persen atau tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.

Tingginya prevalensi balita stunting didukung oleh proporsi balita dengan gizi buruk yang cukup besar yakni 29,5 persen. Artinya bahwa tiga dari sepuluh balita di NTT mengalami gizi buruk. Angka ini lebih tinggi dibandingkan proporsi balita gizi buruk di tingkat nasional yaitu sebesar 17,7 persen.

Stunting merupakan masalah yang serius. Akan tetapi stunting bisa diatasi, yaitu dengan perbaikan gizi / pola makan, perbaikan pola asuh dan perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

Pemerintah melalui tenaga kesehatan telah berupaya untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia, yaitu dengan memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu yang sedang mengandung, menyediakan fasilitas kesehatan yang layak untuk persalinan, memberikan bantuan Susu bagi balita, juga dengan menyediakan air bersih bagi masyarakat.

Baca Juga : Sosok Dr. Mantovanny Tapung di Hati Penderita Disabilitas Mental

Pencegahan stunting berawal dari masing-masing keluarga. Tiap keluarga harus memastikan anak-anaknya tidak hanya kenyang namun juga berkecukupan gizi.
Selain itu, memantau pertumbuhan balita menjadi sebuah keharusan untuk memastikan bahwa tidak terdapat masalah pada perkembangan sang buah hati.

Perlu dilakukan sedini mungkin, yakni sejak ibu sedang mengandung. Harus dipastikan bahwa asupan gizi bagi ibu hamil terpenuhi. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi selama masa kehamilan. Ibu hamil dapat mengonsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter jika dibutuhkan.

Selain itu, ibu hamil harus memastikan kondisi kehamilan dengan cara melakukan cek kesehatan secara rutin ke bidan atau dokter atau sering disebut dengan pelayanan antenatal.

Wajib mengetahui pentingnya ASI bagi tumbuh kembang bayi dengan memberikan hanya ASI ekslusif untuk bayi hingga berusia enam bulan kemudian memberikan makanan pendamping ASI sampai dengan usia dua tahun. Jangan lupa juga untuk memantau pertumbuhan bayi dan balita dengan menimbang di posyandu, puskesmas, atau fasilitas kesehatan lainnya.

Berikan kekebalan tubuh pada balita melalui imunisasi yang lengkap agar tahan dari berbagai penyakit.

Jangan sampai generasi masa depan bangsa memiliki fisik dan kemampuan berpikir yang lemah! Mari kita sama sama berpola hidup sehat, untuk mengatasi stunting di Indonesia.●

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button