
RUTENG, jimmycarvallo.com – Pada 17 Agustus 2022, kita merayakan peringatan Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia. Sebuah lintasan perjalanan waktu yang panjang, sejak Proklamasi Kemerdekaan dibacakan dengan lantang oleh Presiden Soekarno didampingi Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Perjalanan yang penuh liku, ketika usaha mengusir penjajahan dari tanah Ibu Pertiwi berlangsung di seluruh wilayah nusantara hingga perjuangan mengisi kemerdekaan dengan semangat yang sama : pengabdian demi Indonesia yang bebas dari berbagai bentuk penjajahan dan penindasan.
Selain mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan bangsa, para pahlawan pejuang kemerdekaan, ada satu pertanyaan besar yang terus menggugat kita, khususnya kaum muda, ketika HUT Kemerdekaan Indonesia dirayakan setiap tahun. Sudah sejauh mana kaum muda berpartisipasi mengisi kemerdekaan ini?
Peran kaum muda sebagai ujung tombak pembawa tongkat estafet masa depan Indonesia, selalu menjadi perbincangan yang tak pernah habis. Sebagian kaum muda telah berhasil menjadi bagian penting dari berbagai lini depan sektor-sektor kehidupan bernegara seperti pemerintahan (birokrasi), politik, dunia pendidikan, penggerak sosial kemasyarakatan dan berbagai profesi di masyarakat.
Tidak sedikit pula kaum muda yang dicibir dan dicemooh lantaran bertingkah mengecewakan publik di tengah laku peran yang tak terpuji, baik di bidang politik, pemerintahan dan lainnya. Tak ketinggalan pula, ada banyak orang muda yang terus bekerja tanpa kenal lelah, meretas prestasi yang patut diacungkan jempol, walaupun tanpa penghargaan khusus yang mereka terima.
Dua tahun terlewati, saat dunia dilanda pandemi Covid-19, Indonesia turut terkena imbas. Tidak hanya efeknya yang mengganggu kesehatan, menyebabkan banyak orang meregang nyawa, ekonomi di semua sektor (dunia usaha) juga menjadi luluh-lantak. Di tengah situasi kritis itu, banyak kaum muda yang menjadi relawan, ikut berjuang membela kemanusiaan. Mereka adalah pahlawan yang bekerja dalam sunyi.
Lalu, apa dan bagaimana seharusnya kemerdekaan dilihat dan dihayati? Kalau kemerdekaan menjadi jembatan emas menuju perjuangan panjang yang lebih bergelora dalam mewujudkan kejayaan Indonesia, bagaimanakah kaum muda memposisikan diri mereka, menggagas kembali arti mengisi kemerdekaan yang sesungguhnya?
Sejumlah orang muda angkat bicara, tentang makna mereka merayakan Kemerdekaan Indonesia. Bagi mereka, berbicara tentang kemerdekaan adalah berkisah tentang perjuangan. Di dalamnya ada pengabdian, refleksi yang tak berujung dan usaha menjaga agar api nasionalisme tetap bernyala dalam diri. Berikut penuturan mereka :

Kemerdekaan adalah hari raya yang spesial, yang dimeriahkan oleh semua orang Indonesia di mana saja, di mana kita mensyukuri kemerdekaan atas kemenangan yang telah susah payah di dapat melalui perjuangan panjang para pahlawan.
Arti merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia buat saya adalah hari di mana kita memaknai dan merenungkan secara mendalam tentang perjuangan yang telah dilalui oleh pahlawan serta menghargai perjuangan para pahlawan dengan menjaga rasa nasionalisme yang dimiliki.
Arti lain merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia bagi saya adalah sebagai momentum pemersatu bangsa untuk menyatukan sesama anak bangsa yang beraneka macam latar belakang dengan mengenang perjuangan para pahlawan, akan usaha yang mereka lalui untuk mendapatkan kemerdekaan seperti yang bisa kita semua alami sekarang.
HUT Kemerdekaan adalah sebuah perayaan yang di buat untuk mengenang jasa para pahlawan dan menyadarkan kita generasi muda, agar selalu merasa bersyukur akan apa yang telah diperoleh. Kemerdekaan itu memanggil kita untuk mengisi pembangunan dengan semangat pengabdian.
Dalam merayakan HUT Kemerdekaan juga, kita bukan sekedar mengenang kembali kisah perjuangan gagah berani dari semua pahlawan, tetapi sebagai penyemangat untuk seluruh generasi muda agar terus berjuang dalam menggapai kemerdekaan diri sendiri ataupun bangsa Indonesia.
(Kurniati Pangdadernes Fausta, Panggilan : Melati, Lahir di Ruteng, 9 November 1998, Umur : 23 tahun, Mahasiswa semester 7 Prodi Sosial Ekonomi Pertanian UNIKA Santu Paulus Ruteng)

Setiap kali kita merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia bagi saya, merupakan momentum bersejarah dan momen terpenting bagi rakyat Indonesia. Generasi muda harus mengetahui apa arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
HUT Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjalanan panjang dan perjuangan yang keras dari para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah, sehingga arti kemerdekaan sangatlah bermakna dan menjadi momen yang bersejarah bagi semua masyarakat Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia juga bukanlah menjadi ”hadiah” dari penjajah yang telah terlewatkan, melainkan ”hasil” dari perjuangan para pahlawan yang telah berjuang di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka bahu-membahu mengusir penjajahan agar negeri kita terbebas dari penindasan dan boleh hidup damai dalam persatuan.
Walaupun kemerdekaan sudah diraih dari para penjajah yang telah berjuang di medan perang, kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita bukan hal yang mudah kita raih di era globalisasi ini, karena masa depan bangsa banyak berada di tangan generasi muda. Generasi muda harus mengambil peran penting itu, mengisi kemerdekaan dengan mengembangkan potensi diri.
(Verena Kristiani Mulyati, Panggilan : Rista, Lahir di Momol, 01/09/1999, Umur : 22 tahun, Mahasiswa semester 7 Prodi Agronomi UNIKA Santu Paulus Ruteng)

Arti kita semua, terutama kaum muda-mudi dalam merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia menurut saya adalah bagaimana kita sebagai penerus estafet generasi bangsa dan masyarakat tidak terbelenggu oleh berbagai macam tuntutan formil dari negara yang cukup mempersulit dan membebani masyarakat Indonesia.
Sebab kemerdekaan sesungguhnya adalah kebebasan yang membahagiakan, menyejahterakan setiap individu dalam masyarakat itu sendiri. Kemerdekaan harus kita isi dengan suka cita dan semangat pengabdian pada masyarakat dan demi kemajuan bagsa dan negara ini. Kita juga harus kritis melihat kenyataan sekitar dan berani memperjuangkan keadilan dan perdamaian.
Sejauh ini, kemerdekaan yang saat ini dinikmati oleh masyarakat Indonesia terlempar jauh dari definisi di atas. Konkretnya, misalnya saja, dalam dunia pendidikan yang memberi kontribusi besar terhadap pembangunan SDM bagai anak-anak negeri, justru dibebani dengan biaya sangat fantastis yang berpotensi menurunnya kualitas pendidikan dan meningkatnya budaya transaksional hingga hilangnya mutu pendidikan.
(Laurensius Lasa, Panggilan : Loin, Lahir di Puing, 10 Agustus 2000, Umur : 22 tahun, Mahasiswa semester 7 Prodi: PGSD UNIKA Santu Paulus Ruteng)

Pada tahun 2022 ini, kita memperingati Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia. Momen hari kemerdekaan begitu berarti bagi warga Indonesia. Indonesia mencapai Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Indonesia mengalami penjajahan oleh bangsa-bangsa Eropa dan jepang dalam waktu kurang lebih selama 350 tahun.
Maka, kita sebagai warga Indonesia perlu selalu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai wujud nasionalisme. Menjaga keutuhan NKRI juga dapat diartikan sebagai wujud terima kasih kita kepada para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia ini.
Mereka rela meninggalkan keluarga, bahkan mengorbankan diri, mempertaruhkan nyawa dalam melawan penjajahan untuk mewujudkan kemerdekaan bagi Tanah Air. Namun, yang perlu kita ketahui, khususnya bagi generasi muda, kita tidak dapat duduk santai di rumah tanpa melakukan apa pun.
Seperti dalam sejarah, banyak generasi muda yang membantu melawan penjajahan. Kita sebagai generasi muda saat ini juga harus terus berjuang demi terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang adil dan makmur. Kita harus menjaga apa yang telah ditinggalkan oleh para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang telah diusahakan oleh pahlawan terdahulu, dapat dijadikan sebagi momen untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Rote, orang-orang yang merasa memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi akan selalu berteriak, “Aku Indonesia!”.
Dengan hal itu dapat kita lihat bahwa kemerdekan bangsa indonesia ini dapat dijadikan sebagai momen pemersatu bangsa, yang dapat menyingkirkan perselisihan dan perbedaan untuk kepentingan NKRI.
Dengan kemerdekaan yang kita dapatkan, kita harus selalu menghargai jasa pahlawan yang telah berjuang meraih kemerdekaan dan menjaga negeri ini dengan jiwa nasionalisme yang tinggi. Makna dari menghargai dan menghormati juga dapat diartikan sebagai tidak membeda-bedakan agama, ras, dan suku dalam bermasyarakat dan kehidupan sosial.
(Maria Astrianan Ocik Jantur, Panggilan : Ocik, Lahir di Golojong, 10 Juni 2001, Umur : 21 tahun, Mahasiswa semester 7 Prodi PGSD UNIKA Santu Paulus Ruteng)